THEY WERE AT HOME

Dua puluh menit dari kantor, atau sepuluh menit dari tempat tinggal saya di Medan, danau buatan di komplek Cemara Asri Medan, yang bersebalahan dengan Vihara terbesar di Indonesia, Maha Vihara Maitreya, adalah tempat favorit saya melewatkan sore sepulang dari kantor.

Tempatnya yang asri dan alami, sehingga banyak sekali populasi burung yang tinggal di danau itu membentuk ekosistem yang menakjubkan. Bangau merupakan populasi yang paling mengusik mata. Saya selalu takjub melihat tingkah burung yang satu ini. Begitu menjelang senja, anak-anak bangau mencicit meminta makan dan menyambut induknya yang pulang, burung dewasa yang dengan sigap mematuk mangsa di permukaan danau, induk-induk yang dengan sayap lebarnya melindungi anak-anak bila ada burung lain yang mendekat, dan sebagainya.

Namun satu pemandangan yang selalu membuat saya takjub. Melihat bangau dewasa bertengger di ujung-ujung dahan, bertakhtakan mentari yang berpulang, dengan bahasa tubuh bahwa dia adalah simbol keluarga. Bahwa dia telah sehari penuh berjuang untuk menafkahi keluarganya. Dan tidak ada yang bisa mengusik bahwa sore hari adalah waktunya untuk bercengkrama dengan keluarga. Dia sudah di rumah, untuk keluarganya.

Saya benar-benar takjub dan iri. Bahkan burung pun mempunyai tanggung jawab untuk menafkahi keluarganya sekaligus mempunyai waktu untuk berkumpul bersama.

Fotografer: 777aan
Essay: 777aan

Leave a comment